Minggu, 15 Juli 2012

Oke, kita mulai lagi ngonrolnya. Masih gak jauh-jauh dari topik bahasan kita kemaren, yaitu KKN. Skip aja deh, sampe hari ke 6 kita (aku dan temen tim KKN) melaksanakan "tugas mulia" ini. Tugas mulia??ya bisa dibilang begitu lah kira-kira. Soalnya misi yang kita bawa dari kampus bukan lagi sekedar mencari nilai "A" biar bisa muncul di KHS kita nantinya, tapi ditambah juga misi buat memajukan daerah dimana kita KKn dengan program kerja yang emang kita siapkan sebelumnya. Program kerja sendiri sebenernya sesuatu yang gampang dibikin dan mudah direalisasikan, asaal…warga di tempat kita KKN juga kooperative dan mau di ajak kerja sama, toh program kerja kita demi kebaikan desa mereka juga. Tapi sayang dalam pengaplikasiannya terdapat banyak kendala, salah satunya adalah, mind set dari masyarakat itu sendiri yang sudah kadung berpikiran kalau yang namanya KKN itu memberikan bantuan fisik, gampangnya uang. Padahal yang sebenarnya kita KKN hanya menjadi fasilitator antara masyarakat desa dengan pemerintah desa, dan pemerintahan yang lingkupnya jauh lebih besar seperti kecamatan, kabupaten atau dinas dan kantor yang lainnya. Seperti di tempat saya KKN pun begitu, bisa dibilang masyarakat masih berpikiran bahwa kita akan memberikan bantuan berupa materi, padahal visi dan misi kita disini hanya untuk memotivasi masyarakat desa agar segala kegiatan di desa (seperti posyandu, karang taruna, POSDAYA, dan lain sebagainya). Bukan berarti kita tidak membantu masalah dana sama sekali, karena kita tau masalah dana adalah masalaha klasik yang memang menjadi masalah dalam berbagai hal. Kami tidak akan membantu dengan cara mengumpulkan uang saku kami tapi kami akan membimbing masyarakat mencari dananya sendiri demi kelancaran kegiatan mereka. Kami akan memoivasi mereka untuk dapat menghasilkan uang sendiri, dengan cara usaha memproduksi sesuatu untuk selanjutnya dijual atau membimbing mereka dalam menyusun suatu proposal pengajuan bantuan atau kerja sama dengan pihak lain. kayaknya cukup deh kita ngomongin masalah itu. Masalah yang saya bahas diatas adalah masalah klasik, yang sebenarnya bisa diatasi oleh masyarakat itu sendiri, dengan sedikit bantuan dari kami, selaku tim KKN.

Kamis, 12 Juli 2012

Hari ke 4 pengabdian…gak banyak yang berubah selama 4 hari di desa yang menyenangkan ini. Masih bisa makan berkali-kali, ngemil, ngopi, boker tiap pagi, dan gak mandi pas sore. Dan gak ada yang berubah juga soal "peran"ku disini, masih sama sebagai "objek penderita". Sebenernya sih gak masalah, tapi masa iya, nyong maning ? sing liyane sih ngapa??, itulah kata-kata yang selalu muncul tiap kali aku jadi "objek penderita". Terlepas dari semua itu, kayaknya aku udah terbiasa dijadikan "objek penderita". Satuhal yang jadi kemajuan pesatku selama 4 hari di masa pengabdian kepada masyarakat, yaitu kemampuan publik speaking saya sudah mulai terasah. Jujur saja saya termasuk kedalam golongan orang yang tertutup dan susah sekali untuk bergaul dengan orang-orang baru. Mungkin kalo dengan teman-teman satu tim saya suah bisa membaur dengan baik, tapi dengan warga, saya harus pelan-pelan mencoba, karena terlalu banyak yang saya pikirkan, terutama bagaimana caranya membaur tanpa menyinggung warga disini. Tapi kalo dibandingkan dengan di desa asal saya, sepertinya disini saya lebih membaur dengan masyarakatnya. Bahkan saya lebih hapal gang disini ketimbang gang yang ada di desa saya, (wow sekali bukan??). mmm..kyaknya udah dulu deh, kita sambung lagi lain waktu, udah bingung mau ngomong apa lagi, :D